Biz Mama Luarbiasa

Minggu, 21 Maret 2010

Kawan Kami yang Hebat

Pagi-pagi (oh well, not-so-pagi karena kesiangan akibat kecapean travelling kris-crossing the city hari Sabtu) baca koran langganan bapak saya yang memang selalu diletakkan di meja tamu tiap pagi sesudah dibaca si empunya.

Headline hari ini soal Israel Teroris. Hmmm... baca cuma sekilas aja. Bukannya ngga peduli sama nasib sodara2 di Filistin sana, cuma ngerasa there's nothing i could do saat ini untuk mereka that really going to make an impact. Jadi, yang masuk ke otak & mau dibahas saat ini adalah yang saya baca on that lower side column, just above shalat schedule, tentang Ken Kawan Soetanto.


Artikel ini ditulis mba' Dewi Mardiani (apanya mba' Ade Mardiani of Asoka, ya? fufufu) tentang Bapak Ken Kawan Soetanto, seorang peneliti Indonesia yang berkiprah luar biasa di Jepang. Dia berangkat dari kesederhanaan, benar2 sederhana seperti kisah Cinderella. Namun mimpi dan kemauannya yang besar mengantarkannya menuju tempatnya saat ini.

Nama aslinya Chen Wen Quan, lahir di Surabaya pada 1951. Diawali dengan belajar elektronika secara otodidak, berlanjut membuka toko reparasi alat elektronik, sampai sengaja kuliah ke Jepang dengan tujuan belajar memperbaiki transistor buatan Jepang. Long story short, beliau mencapai gelar sarjana teknik & pertanian, doktor aplikasi rekayasa elektronika, kedokteran, farmasi, dan di bidang pendidikan Jepang. Sekarang juga menjabat sebagai guru besar di Universitas Waseda, Universitas Toin - Yokohama, dan Universitas Internasional Venice - Italy. Dan pada saat kisahnya ditulis mba' Dewi, Pak Tanto sedang memberi motivasi pada para peneliti Indonesia.

Saya sangat suka membaca kisah2 orang yang sukses, rather than hanya kisah tentang kemalangan, untuk belajar dari pengalaman mereka. Karena saya tahu dibalik kesuksesan pasti ada perjuangan. Dan saya percaya ke'beruntung'an mereka itu adalah hasil konsistensi dan persistensi mengejar impiannya.

Menurut Pak Tanto, harus bisa menetapkan garis besar tujuan dan harus pede. Jangan hanya berpikir setingkat nasional (apalagi lokal), berani bertanding secara internasional. Salah satu pesannya, "Lakukan dobrakan, buat orisinalitas. Perluas teman-teman dan dukungan.". Beliau katakan, "Kitalah yang mampu mengubah diri kita sendiri." Mau jadi orang baik, biasa saja, atau buruk.

Dari kisah tersebut, ter'baca' bahwa Pak Tanto berani mengambil sikap untuk merubah kondisinya. Beliau terus berusaha memperbaiki kualitas dengan terus belajar, tidak terpuruk pada situasi yang tidak menguntungkan, berani ber'mimpi' dan terus berusaha mencapai tujuannya. Dan tidak lupa pula memperluas jaringan sosialnya untuk memperoleh dukungan seluas mungkin.

So the keywords: dream big, set goals, improve, plan & focuss, be people-person

Hmm... a lot to learn from Kawan kami yang hebat :D